Kulonprogo, – Dalam rangka meningkatkan pelayanan dan mendengarkan aspirasi masyarakat, Polda DIY menggelar acara Jumat Curhat di Kalurahan Tayuban, Kapanewon Panjatan, Kabupaten Kulonprogo, pada Jumat, 16 Agustus 2024.
Acara ini dihadiri oleh sejumlah pejabat penting, termasuk Wakapolda DIY Brigjen Pol Adi Vivid A.B., S.I.K, M.Hum., M.S.M, yang memimpin kegiatan dan juga di dampingi oleh Kapolres Kulonprogo, AKBP Dr. Wilson Bugner F. Pasaribu, S.I.K., M.H.
Dalam acara tersebut, hadir pula Dirbinmas Polda DIY, Kabidhumas Polda DIY, Dirreskrimum Polda DIY, Dirlantas Polda DIY, , Ketua KPUD Kulonprogo, Ketua Bawaslu Kulonprogo, Kepala Kesbangpol Kulonprogo, Panewu Panjatan, Danramil Panjatan, Kapolsek Panjatan, serta Lurah Tayuban.
Panewu Panjatan, dalam sambutannya, menyampaikan ucapan selamat datang kepada Wakapolda DIY dan seluruh pejabat yang hadir. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Wakapolda atas kehadirannya serta menjelaskan kondisi wilayah Panjatan yang terdiri dari 11 lurah, 100 dusun, dengan total penduduk 38.000 jiwa yang terbagi di tiga kawasan, yaitu dataran tinggi, dataran rendah, dan wilayah pesisir. Panewu berharap acara Jumat Curhat ini dapat memberikan edukasi kepada masyarakat Panjatan dan meningkatkan kualitas pelayanan Polri, terutama dalam menjalankan program “Ibu Memanggil” yang pernah dicanangkan oleh Kapolres Kulonprogo sebelumnya.
Dalam sambutannya, Wakapolda DIY Brigjen Pol Adi Vivid A.B. menegaskan bahwa Jumat Curhat adalah program yang diinisiasi oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit, yang mengharuskan seluruh pejabat Polri dari Kapolda hingga Kapolsek untuk turun langsung ke masyarakat guna mendengarkan dan memahami permasalahan yang ada. “Kami tidak bisa mengetahui permasalahan masyarakat jika hanya duduk di ruangan. Oleh karena itu, kami turun langsung ke lapangan,” ujarnya.
Setelah sambutan, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Pada sesi pertama, tiga warga diberi kesempatan untuk menyampaikan pertanyaan dan keluhannya, diikuti oleh empat warga pada sesi kedua. Salah satu penanya, Ibu Nur Khomsiatun, seorang guru PAUD, menyampaikan apresiasinya terhadap program Jumat Curhat namun menyayangkan jika program tersebut hanya difokuskan pada lurah, bukan pada dunia pendidikan. Ia juga menyoroti pentingnya edukasi bagi remaja yang rentan terhadap pengaruh negatif, serta menanyakan prosedur pembuatan SIM yang dianggapnya rumit.
Menanggapi hal tersebut, Wakapolda DIY memberikan penjelasan bahwa penggunaan boneka sebagai sarana pendekatan oleh Kapolsek kepada anak-anak merupakan langkah yang baik dalam menyampaikan informasi kepolisian seperti yang di laksanakan oleh AKP Istiqomah. Terkait pembuatan SIM, Wakapolda menjelaskan bahwa ujian angka 8 yang dianggap sulit sudah dihapuskan secara nasional, dan mengingatkan masyarakat untuk tidak menggunakan jasa calo dalam proses pembuatan SIM.
Acara Jumat Curhat ini diharapkan dapat menumbuhkan kepercayaan masyarakat terhadap Polri sebagai pengayom dan pelindung, serta memberikan solusi konkret terhadap permasalahan yang dihadapi warga di Panjatan dan sekitarnya
No Responses