Nanggulan – Bhabinkamtibmas Kalurahan Wijimulyo dan Anggota Polsek Nanggulan melaksanakan kegiatan Sambang dan Pengamanan giat Roadshow Sosialisasi KIE Program Bangga Kencana dan Penurunan Stunting di Jogja Agro Park (JAP) Pdk. Kemiri Wijimulyo Nanggulan.
Hadir dalam giat tersebut Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dr. (H.C) dr. Hasto Wardoyo, Sp.O.G. (K) , Kepala Dinas DPMPD Daldul dan KB Kulonprogo Bpk. Ariyadi., Ketua DPRD Kulonprogo Ibu Akhid Nuryati, SE ,Tokoh masyarakat , Perwakilan Anggota PKK se Kab. Kulonprogo dan Perwakilan Karang Taruna se Kab. Kulonprogo
Kepala BKKBN RI, Dr (HC) dr Hasto Wardoyo SpOG (K) saat Roadshow Sosialisasi dan KIE Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting dalam rangka Hari Ibu di Jogja Agro Park (JAP), Kalurahan Wijimulyo, Kapanewon Nanggulan, Kabupaten Kulonprogo, DIY, Minggu (26/11/2023) mengatakan emerintah dan warga Kabupaten Kulonprogo diminta bersiap menghadapi puncak bonus demografi pada tahun 2030-an. Salah satu upayanya dengan terus menekan angka stunting demi mewujudkan generasi muda berkualitas.
Bonus demografi merupakan kondisi Indonesia dengan penduduk usia produktif mendominasi. “Definisi rasio orang yang bekerja lebih banyak dari yang tidak bekerja. Itu namanya bonus. Jika dalam sebuah keluarga yang bekerja lebih sedikit dari yang tidak bekerja, akan berat sekali,” tegas dr Hasto.
Dr . Hasto menambahkan kondisi bonus demografi merupakan saat yang tepat menaikkan pendapatan perkapita karena penduduk usia kerja jumlahnya lebih banyak. Dengan catatan, penduduknya sehat dan produktif.
“Dalam penanganan stunting di Kulonprogo, Kemenkes RI telah menganggarkan lebih dari Rp 4 m. Dari jumlah itu, 75 % untuk pembelian makanan, sisanya untuk lain-lain termasuk sosialisasi dan edukasi.” Pungkasnya
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PMD, Dalduk dan KB) Kulonprogo Drs Ariadi MM pada kesempatan talkshow menyampaikan, edukasi mengenai stunting disampaikan dalam berbagai forum melalui PIK R, komunitas generasi berencana (Genre), pasangan calon pengantin, dan ibu hamil. Edukasi itu dimaksudkan untuk mencegah jangan sampai muncul kasus stunting baru.
“Remaja, calon pengantin, setelah menikah lalu hamil, kami dampingi. Sampai anak berusia 24 bulan dan tumbuh kembang anak terus dipantau sampai berumur lima tahun,” jelas Ariadi
No Responses